Kaltim ditinggal atlit berprestasi

Senin, 11 Juli 2011 , 09:08:00
Kaltim Ditinggal Atlet Berprestasi
KONI Bakal Buka-bukaan Setelah Putusan Arbitrase

Bagi berita/artikel ini kepada rekan atau kerabat lewat Facebook

SAMARINDA – Beban berat kini berada di pundak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim, untuk mempertahankan posisi 3 besar di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII-2012 mendatang di Riau. Ada dua hal menghantui mereka, saat ini. Yaitu menyangkut anggaran dan mutasi atlet.
Informasi yang dihimpun harian ini menyebutkan, sedikitnya ada 4 atlet penyumbang medali di PON XVII-2008 lalu mengajukan diri hengkang dari Kaltim. Mereka berniat membela daerah lain di PON mendatang dengan alasan keluarga dan pekerjaan. Hal tersebut diakui Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim, Ego Arifin.
Namun, menurut dia, keinginan beberapa atlet itu pindah tidak mudah. Sebab, ada prosedur yang mesti mereka penuhi. Apalagi Kaltim keberatan dengan hal tersebut. “Ada 4 atlet yang sudah mengajukan diri untuk pindah, tapi kami keberatan, dan sekarang dalam proses arbitrase olahraga di Jakarta,” kata Ego.
Namun demikian, KONI Kaltim belum bersedia membeberkan identitas keempat atlet tersebut, sebelum ada keputusan arbitrase. Yang jelas, menurut Ego, keempat atlet itu ada di cabang olahraga (cabor) sepatu roda, wushu, atletik, dan Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI). Bila proses arbitrase ini tak berjalan lancar, tentu akan berisiko pada atlet bersangkutan. Mereka bisa batal bertanding di PON mendatang.
Mengenai kendala anggaran, menurut Ego, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. KONI Kaltim juga sudah memeparkan kepada pemerintah daerah, terkait item-item peruntukan anggaran yang diusulkan. Ego menegaskan, pembinaan olahraga daerah ini sangat bergantung pada realisasi alokasi anggaran yang telah diusulkan pada APBD Kaltim 2012.
Jika anggaran Rp 205 miliar yang diusulkan dapat disetujui pemerintah daerah, maka KONI bersama pengurus cabor akan kembali memprogramkan latihan di luar negeri, seperti yang dilakukan pada persiapan menghadapi PON XVII-2008 lalu. Tidak hanya itu, KONI juga mendatangkan beberapa pelatih asing. Hasilanya, 117 medali emas, 111 perak , dan 114 perunggu diraih dan mengantarkan Kaltim kokoh di posisi 3 besar PON XVII.
Lantas, bagaimana jika anggaran yang disetujui tidak optimal? Ego mengatakan, mau tak mau KONI akan melakukan efisiensi. “Tapi, tentu akan kami upayakan sampai program yang bersentuhan langsung dengan atlet terganggu. Karena itu, ia berharap pemerintah daerah, khususnya legislatif memperjuangan kebutuhan KONI.
Apalagi, setidaknya ada 7 anggota DPRD Kaltim saat ini merangkap ketua pengurus provinsi (pengprov) cabor. Termasuk Ketua DPRD Kaltim HM Mukmin Faisyal, yang juga ketua Pengprov Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kaltim. Kemudian, Andi Harun sebagai ketua Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim, Rusman Yacub sebagai ketua Pengprov Persatuan Bowling Indonesia (PBI), dan Syahrun HS sebagai ketua Pengprov Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kaltim.
Selain itu, Mudiyat Noor selaku ketua Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kaltim, Muhammad Adam sebagai ketua Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Kaltim, dan Suwandi sebagai ketua Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kaltim.
Alasan keterbatasan anggaran tahun ini telah memaksa KONI realistis menyongsong Pra PON. Dana sebesar Rp 107 miliar yang diusulkan pada APBD Kaltim 2011, hanya disetujui Rp 15 miliar. Akibatnya, program Training Center (TC) selama 4 bulan yang dicanangkan KONI, hanya terealisasi 1 bulan.
Nah, pada APBD Kaltim 2012, KONI mengusulkan alokasi anggaran sekitar Rp 205. Ini dalam proses pembahasan Badan Anggaran (Banggar) eksekutif dan legislatif. Usulan tersebut sudah mencakup seluruh kebutuhan biaya menghadapi PON XVIII yang akan bergulir September 2012. Mulai dari Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda), Januari 2012 hingga kebutuhan kontingen di arena PON. (kri)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *