Sabtu, 23 Juli 2011 , 07:16:00
Pra-PON Dulu, Baru Bonus
LeKOP Juga Minta Penuhi Kebutuhan Pelatda
Bagi berita/artikel ini kepada rekan atau kerabat lewat Facebook
SAMARINDA – Iming-iming bonus besar kepada atlet Kaltim berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII-2012 mendatang di Riau, mulai bergulir. Usulan Pemprov Kaltim sebesar Rp 250 juta untuk satu keping medali emas, disambut positif Lembaga Kajian Olahraga Prestasi (LeKOP) Kaltim.
Menurut LeKOP, bila rencana itu terwujud, berarti Kaltim akan menjadi provinsi kedua dengan nilai bonus tertinggi setelah DKI Jakarta yang mematok Rp 300 juta. Kaltim masih di atas juara bertahan PON, Jawa Timur dengan bonus Rp 200 juta untuk satu keping emas. Meski begitu, LeKOP berharap, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim fokus dulu ke Pra-PON. Di mana, KONI Kaltim sejauh ini baru meloloskan sekitar 12 cabang olahraga (cabor), dari 39 cabor yang akan dipertandingkan di PON XVIII.
“Ingat, Pra-PON masih memerlukan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi Pelatda (Pemusatan Latihan Daerah, Red.) dan kebutuhan persiapan cabor lainnya,” kata Ketua LeKOP Kaltim Ali S Bakrie, didampingi Sekretaris LeKOP Sabran Malisi, belum lama ini.
Menurutnya, sebelum mengiming-iming atlet dengan bonus besar, kebutuhan cabor yang mengikuti Pra-PON harus dipenuhi. Jangan sampai para atlet berjuang di Pra-PON dengan dana pinjaman. Ini patut jadi perhatian lantaran pada APBD Kaltim 2011, KONI hanya mendapat alokasi anggaran Rp 15 miliar dari Rp 107 miliar uang diusulkan. Akibatnya, Pelatda persiapan Pra-PON yang dicanangkan 4 bulan hanya terealisasi 1 bulan.
Ali yakin, semangat atlet akan berlipat ganda bila proses menuju PON tanpa masalah. Sebaliknya, jika banyak gangguan termasuk dalam urusan keuangan, tentu atlet sulit meraih prestasi. “Jangankan juara di PON, lolos ke PON saja sulit kalau keperluan tidak terpenuhi,” tandasnya.
Karena itu, yang terpenting saat ini bagi Pemprov dan KONI adalah menyiapkan anggaran untuk Pra-PON dan Pelatda yang direncanakan berlangsung mulai Januari 2012. “Kami juga berharap, bonus Rp 250 juta itu benar-benar bisa terwujud. Karena itu akan menyejahterakan atlet peraih emas,” ujarnya lagi.
LeKOP juga memberikan masukan mengenai pentingnya bapak asuh, bukan bapak angkat, untuk membantu KONI dalam hal pendanaan cabor. Hal tersebut mengingat tantangan besar yang bakal dihadapi pada PON mendatang. Kondisi PON XVIII, suasananya pasti beda dengan PON sebelumnya di Kaltim. Status Kaltim yang bukan lagi tuan rumah, atletnya tidak lagi lolos secara otomatis. Tetapi mereka harus melewati Pra-PON. Kemudian, rekrutmen atlet yang dulu dilakukan Kaltim, kini tidak lagi menonjol. Dulu, pelaksanaan Training Centre (TC) juga panjang, bahkan try out ke luar negeri sering dilakukan cabor-cabor. Karena itu, diperlukan dukungan dana yang besar menuju PON, bukan sekadar iming-iming bonus besar.
Selain itu, ada 4 cabor penyumbang medali bagi Kaltim tidak dipertandingkan di PON mendatang. Yaitu berkuda, dansa, hoki dan drum band. Mayoritas cabor yang dipertandingkan juga menggunakan pembatasan umur. Sementara atlet Kaltim yang tampil di PON 2008 lalu sudah banyak lewat usianya untuk tampil di PON 2012. Kemudian, atlet yang dulu membela Kaltim banyak pindah ke daerah lain atau kembali ke daerah asalnya. “Jadi, agak sulit mempertahankan 3 besar. Ini harus jadi perhatian bersama. Perlu perjuangan keras agar Kaltim tetap disegani provinsi lain,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Kaltim, Ego Arifin menjelaskan, pada PON XVIII pihaknya menargetkan 44 emas dari 12 cabor yang sudah lolos PON. Untuk target total medali, menurutnya, KONI masih menunggu hasil Pra-PON 27 cabor.
Seperti diketahui, Kaltim pada PON XVII lalu berhasil merebut 117 emas, 111 perak, dan 114 perunggu dari 43 cabor dengan 749 nomor yang dipertandingkan. Sementara pada PON XVIII hanya mempertandingkan 39 cabor dengan 550 nomor tanding. “Memang sulit meraih medali sebanyak di PON XVII, tapi kami akan berusaha maksimal untuk mempertahankan tiga besar,” jelasnya.(kri/far)
Leave a Reply