Gubernur ”Ancam” Bapak Angkat Tanggung Bonus PON, Medali Emas Rp 250 Juta bagi Atlet dan Pelatih

Bagikan berita ini : 
Selasa, 24 April 2012 , 08:44:00
Gubernur ”Ancam” Bapak Angkat
Tanggung Bonus PON, Medali Emas Rp 250 Juta bagi Atlet dan Pelatih

SAMARINDA – Sebanyak 80 lebih perusahaan di Kaltim menandatangani nota kesepahaman mendukung kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) Kaltim. Para swasta ini adalah bapak angkat sejumlah cabang olahraga (cabor) yang bertanding di PON XVIII Riau 2012.

Berlangsung di Lamin Etam, Gubernuran, Senin (23/4), para bapak angkat diminta menyediakan bonus bagi atlet dan pelatih. Setiap medali emas, perusahaan wajib memberi Rp 250 juta kepada tiap atlet. Sementara setiap cabor yang berhasil menyumbangkan medali emas, berapapun jumlah medalinya, disiapkan Rp 250 juta lagi bagi pelatihnya. Surat keputusan bonus rencananya diteken bulan ini.

Berbicara di hadapan puluhan perwakilan pengusaha, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menegaskan, swasta memiliki kewajiban mendukung prestasi Kaltim. Beberapa kali, Gubernur menebar “ancaman” bagi pengusaha agar membantu meningkatkan prestasi kontingen Kaltim.

”Kalau mereka (perusahaan yang jadi bapak angkat) tidak peduli dengan prestasi PON, saya bisa lakukan hal yang sama. Saya juga bisa tidak peduli dengan mereka,” jelas Faroek.

Dikatakan, dirinya siap tidak memberikan rekomendasi kepada suatu perusahaan bila ternyata belum menjadi bapak angkat. Faroek menyebutkan, dana sebagai bapak angkat bisa diambil dari pos corporate social responsibility (CSR).

“Silakan duit (keuntungan usaha) dari Kaltim dibawa ke Jakarta. Tapi sumbangkan juga dong untuk prestasi Kaltim. Pengusaha juga jangan sekali-sekali culas. Kalau jujur, pasti jadi berkah karena Kaltim adalah tanah berkah,” ujarnya.

Sebagian besar perusahaan yang diminta menjadi bapak angkat ini bergerak di bidang pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, serta penyedia jasa konstruksi. Gubernur mengatakan, semua perusahaan di Kaltim sudah diinventarisasi. Bagi pengusaha tambang Faroek berpesan, “Dibanding produksi batu baranya, dana untuk menyukseskan PON ini kan tidak ada apa-apanya.”

CUMA BONUS

Dalam pertemuan kemarin, diputuskan bahwa bapak angkat hanya membiayai bonus atlet ditambah try out di luar negeri jika sanggup. Tidak ada besaran berapa yang harus dikeluarkan masing-masing perusahaan.

Tidak ada pula pengumpulan dana di rekening tertentu. “Kalau mengumpulkan dana, nanti fitnahnya itu. Berapapun besarnya (yang diberikan bapak angkat), silakan. Sepanjang dilaporkan tertulis dan disampaikan ke KONI,” terang Gubernur.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim tahun ini mengusulkan Rp 205 miliar dalam APBD Kaltim. Dari jumlah itu, hanya Rp 80 miliar yang dikabulkan. Ditambah sisa tahun lalu Rp 20 miliar, dana yang dimiliki induk olahraga untuk menghadapi PON Riau hanya Rp 100 miliar. Sejumlah pihak menyebut, kekurangan Rp 105 miliar diharapkan datang dari bapak angkat.

Namun begitu, Ketua KONI Kaltim Harbiansyah mengatakan, persiapan untuk try out, pemusatan latihan, dan biaya perjalanan kontingen ke Riau sudah dianggarkan. Tinggal bonusnya.

Sementara Hermain Okol, wakil ketua KONI Kaltim dalam pertemuan kemarin mengatakan, anggaran yang minim membuat sejumlah try out ditunda atau dioptimalisasi. Banyak cabor yang belum mendapat “perhatian” bapak angkatnya sementara PON tinggal beberapa bulan lagi.

Lantas, bagaimana bila ada perusahaan yang tidak menjalankan “kesepahamannya” sesuai Memorandum of Understanding (MoU)? Bukankah itu bisa menjadi masalah baru yakni tertundanya bonus? Gubernur mengatakan, meskipun tidak ada sanksi bagi perusahaan, dirinya yakin para pengusaha jujur. Sedangkan untuk tahap koordinasi antara pengprov cabor dengan bapak angkatnya, jika tersendat dapat meminta bantuan koordinator yang tak lain bupati/wali kota. (fel/far)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *