Bayang-Bayang Prestasi Emas Menatap PON Riau; Puslatda 6 Bulan, Target Tiga Besar

Rabu, 20 Juni 2012 , 08:33:00
Bayang-Bayang Prestasi Emas
Menatap PON Riau; Puslatda 6 Bulan, Target Tiga Besar

Persiapan intensif Kaltim menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/Riau 2012 hanya enam bulan, sejak 9 Maret hingga akhir Agustus mendatang. Waktu yang relatif minim, duta Benua Etam ditarget bisa mempertahankan posisi tiga besar.

TAK kurang 453 atlet ditambah 130 pelatih dan official tim dari 39 cabang olahraga (cabor) yang turun dalam PON Riau terlibat dalam kegiatan ini. Pusat latihan daerah (puslatda) adalah proyek KONI Kaltim yang bertujuan untuk mengumpulkan para atlet dan pelatih dalam satu tempat sekaligus memantau perkembangan mereka. Ini dilakukan agar target tiga besar dalam gelaran tingkat nasional empat tahunan tersebut terealisasi.

Puslatda dipusatkan di Stadion Madya, Sempaja, Samarinda. Minimnya peralatan dan arena, khususnya untuk beberapa cabor membuat penyelenggara puslatda di helat di daerah-daerah yang meliliki fasilitas.

Misalnya squash, boling dan menembak di Balikpapan, layar di Bontang dan Berau. Bahkan untuk luar Kaltim, seperti di Jakarta dengan senam aerobik dan artistik serta gantole di Jawa Timur. Beda tempat tak menjadi soal, yang penting pengawasan berjalan.

Enam bulan pelaksanaan pustlatda, apakah cukup membuat atlet siap bertarung? Bandingkan dengan pelaksanaan PON XVII 2008 silam, di mana waktu latihan berjalan selama 2 tahun setengah, sebelum PON dimulai saat itu. Komandan Puslatda Zuhdi Yahya menyebut, atlet-atlet yang akan berkiprah di PON kali ini lebih matang dan lebih survive. Sederhananya, untuk PON ini, atlet harus melewati tahapan yang disebut Pra-PON. Lolos atau tidaknya atlet suatu cabor didasarkan pada hasil yang dicapainya pada Pra PON tersebut.

Beda dengan PON 2008, di mana atlet Kaltim selaku tuan rumah lolos tanpa melalui proses kualifikasi. Maka tak heran, jumlah kontingen yang berangkat ke Riau nanti tak lebih dari setengah dari PON yang mencapai 1.000 atlet ditambah pelatih 200. “Banyak tahap-tahapan yang harus lewati. Di antaranya juga mengikuti pelatihan-pelatihan lain seperti halnya, pelatnas,” ucap Zuhdi.

Sayangnya, pelaksanaan puslatda tak lepas dari kata mulus. Dana, masih menjadi kendala utama. Akibatnya, penyediaan peralatan latihan dan tanding agak tersendat. Belum lagi, rencana untuk melakoni try out, baik dalam maupun luar negeri juga ikut-ikutan mandek. Padahal, try out dinilai penting untuk menambah pengalaman dan jam terbang atlet.

Begitu juga dengan bonus yang masih menjadi tanda tanya. Beruntung, KONI melakukan gerak cepat untuk menyuarakan aspirasi atlet dan pelatih ini kepada DPRD Kaltim untuk diperjuangkan dalam pembahasan APBD – Perubahan 2012 melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim.

Karena permasalahan dana tersebut, raihan tiga besar diyakini bakal sulit diraih. Berkaca pada hasil Pra-PON lalu, Kaltim hanya mampu mendulang 38 medali emas. Hasil seperti itu, hanya mampu menempatkan Kaltim finis di peringkat 5 atau 6 klasemen akhir.

Jika target 3 besar ingin diraih, minimal Kaltim memperoleh 81 emas. Itu merupakan perhitungan yang dilakukan tim konsultan terhadap kesiapan semua cabor. “Persaingan cukup berat, utamanya dua daerah yang kerap menjadi langganan juara seperti DKI Jakarta dan Jatim. Untuk peringkat tiga, kita harus bersaing dengan Jawa Barat, Jawa Tengah dan pastinya, tuan rumah Riau,” kata Zuhdi. (er/far)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *