Tiga Besar? Tidak Mudah! Achmad Husry Bicara Soal Target Kaltim di PON Riau

Achmad Husry Bicara Soal Target Kaltim di PON Riau
SAMARINDA. Nama Kaltim pada perhelatan PON XVII/2008 melambung. Posisi 3 besar berhasil direbut dengan total perolehan 342 medali, yaitu 116 emas, 111 perak serta 115. Dan dalam ajang serupa tahun depan di Riau, Kaltim memasang target mempertahankan posisi tersebut. Tidak mudah memang, mengingat Kaltim bukan lagi menjadi tuan rumah, ditambah terbatasnya kuota atlet Kaltim sendiri. Selain itu beberapa kendala pun dialami atlet serta pengurus KONI Kaltim, karena terbatasnya anggaran yang dikucurkan Pemprov Kaltim.
Menyikapi hal tersebut, H Achmad Husry, mantan Ketua Harian KONI Kaltim yang juga pengamat olahraga di Benua Etam kepada wartawan mengatakan,
target 3 besar bukan hal mudah untuk didapatkan kembali, meski peluang untuk itu tak tertutup.
“Harus ada persiapan yang benar-benar matang untuk mengulang sukses seperti 4 tahun lalu. Persiapan itu tak hanya mencakup soal dana, tetapi secara keseluruhan termasuk mematangkan persiapan atlet,” ujar Husry.
Dijelaskan Husry, target 3 besar memang sangat bagus dicanangkan untuk membakar motivasi atlet. Namun hal tersebut juga harus disokong dengan pendanaan yang baik. Karena persiapan atlet menuju PON, tak bisa lepas dari matangnya anggaran yang dialokasikan kepada atlet.
“Pada 2008, sokongan dana yang diberikan sangat luar biasa, tak hanya untuk atlet, tetapi juga semua elemen yang berkaitan langsung dengan sukses tersebut. Sebab motonya dulu biar tekor asal kesohor. Tapi sekarang Kaltim sepertinya tak berani menjadi tekor, tetapi berani bercita-cita. Itulah sebabnya, meraih kembali posisi 3 besar itu tidak mudah,” ujarnya.
Menurut Husry, atlet tak bisa mempersiapkan diri secara maksimal jika sokongan yang diberikan kepada mereka terbatas. Belum lagi kebenaran penggunaan dana yang diberikan.
“Ini bukan masalah anggaran yang dikorupsi. Tetapi alangkah lebih baik kalau SPPD pengurus lebih difokuskan kepada atlet. Saya pikir dengan dana terbatas, pengurus yang biasanya mendapatkan dana saat berangkat, dananya bisa dialihkan ke atlet,” paparnya.
Saat ini dilanjutkan Husry, yang harus dilakukan adalah memantapkan program meraih target yang dicanangkan.
“Pastinya program tersebut harus didukung dengan dana yang cukup.
Makanya dukungan finansial harus dipersiapkan jauh hari untuk membentuk atlet.
“Jika baru dikeluarkan pada saat sudah mau bertanding, itu sama saja sebagai ganti rugi,” jelasnya.
Pembinaan ujar Husry adalah hal utama untuk meraih prestasi tinggi. Jika ingin membina atlet sendiri, seharusnya setahun yang lalau sudah dimulai, karena menurutnya tidak mungkin juara itu dapat terbentuk dalam waktu semalam.
“Kuncinya sekarang seluruh pemegang kebijakan, baik itu penguasa maupun politisi harus mengerahkan seluruh kekuatan dan konsentrasinya, agar target 3 besar bisa diraih. Tahapannya biar KONI yang menyusun nanti baru diuji, bisa atau tidak. Sekarang ini beda dengan 2008 lalu, sebab kita beli atlet yang bagus-bagus, makanya hasilnya juga luar biasa. Sekarang tak bisa lagi begitu, karena banyak atlet bagus main untuk tuan rumah PON karena dibayar lebih mahal,” katanya mengakhiri. (upi)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *